Saturday 29 October 2011

Perenungan Sebelum Memulai Suatu Usaha

Sebagaimana tulisan saya terdahulu tentang Memulai Suatu Bisnis, maka dalam  Pedoman atau kiat dan strategi bisnis ada hal yang perlu dipahami terutama bagi seorang Wirausaha Baru, diantaranya adalah perenungan sebelum memulai usaha. Hal ini dapat meliputi :

1.         Apakah Motivasi Saya Memulai Usaha ?

Seringkali, upaya untuk menciptakan atau mengembangkan usaha didorong oleh motivasi yang kurang jelas, sehinggga jika usaha tersebut mulai mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya, pengusaha bersangkutan terlalu mudah menyerah dan terlalu cepat memutuskan untuk menghentikan usahanya.
Sebagai Pengusaha Kecil, membangun usaha dengan motivasi sederhana yaitu dorongan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga jika usaha tersebut belum menghasilkan pendapatan untuk sementara waktu karena satu dan lain hal, pengusaha bersangkutan akan kehilangan motivasi untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Jadi, walaupun ada berbagai macam alasan seseorang memulai usahanya harus seperti :
·      Pengembangan potensi pribadi
·      Kebebasan dan kemandirian kerja
·      Peningkatan kesejahteraan
·      Dan lain-lain
Yang perlu diingat adalah, menjalankan usaha sendiri mempunyai konsekuensi dan dampak, baik dari dalam diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Maka, setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipikirkan sebelum seorang memulai atau mengembangkan usaha, yaitu :
·      Mengembangkan usaha sendiri adalah cara yang mulia dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain
·      Pengusaha perlu menyadari bahwa kemajuan usaha adlah kemajuan semua pihak begitupun sebaliknya
·      Pengusaha perlu menyadari bahwa setiap usaha tidak selalu menghasilkan, sehingga perlu mempersiapkan diri  dan mempersiapkan rencana dan dana cadangan sebagai upaya mempertahankan usaha pada saat demikian.

2.         Apakah Saya Seorang Pengusaha?

Seorang pengusaha bukan berarti seseorang yang ingin berusaha, tetapi lebih penting lagi seoarng yang menyadari konsekuaensi dari keinginannya menciptakan dan mengembangkan usaha sendiri, baik suka maupun duka. Dengan kesaran demikian,  seorang pengusaha akan tetap tenang dalam menghadapi hal yang tak terduga dan mengganggu kelancaran usahanya, dan memanfaatkannya sebagai sumber pelajaran baru dalam memperbaiki  dan mengembangkan usaha lebih lanjut.
Inilah yang seringkali membuat banyak orang berfikir bahwa entrepreneur tidak “ dibentuk “ oleh suatu sitim pendidikan tertentu tapi “ dilahirkan “  berdasarkan pengalaman, tangtangan dan inspirasi lapangan , karena entrepreneur bukanlah orang  yang telah mempersiapkan diri menghadapi suatu masalah tertentu, tetapi orang yang siap menghadapi masalah apapun yang tak terduga sebelumnya.
Selain kesiapan untuk menghadapi hal yang tak terduga, seorang entrepreneur tentunya harus memiliki motivasi sekaligus imajinasi yang kuat mengenai segala hal terkait penciptaan dan pengembangan usaha yang diinginkannya, dan sanggup menjelaskan kepada pihak lain tentang keinginannya tersebut sebagai dasar dari pembentukan kerjasama dengan berbagai pihak demi pengembangan usaha.

3.         Sudah Saya fikirkan usaha seperti apa yang saya inginkan?

Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, entrepreneur perlu memiliki motivasi sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang usaha dengan baik.
Bila “ gambaran “ mengenai usaha yang diinginkan tidak cukup jelas, peluang tidak terlihat sebagai peluang dan akan terbuang sia-sia ( padahal peluang itu jarang terulang dua kali ), dan bisa saja itu berarti penentuan hidup dan matinya usaha bersangkutan. Maka penting sekali untuk memikirkan lebih dahulu “ rancang bqngun “ usaha yang hendak dikembangkan sebagai dasar seleksi pemanfaatan setiap peluang usaha yang muncul.

4.         Apaka Badan Hukum yang sesuai untuk usaha dimaksud?

Badan hokum adalah sebagai suatu “ alat  “ untuk mengembangkan usaha, dan bukan merupakan usaha itu sendiri. Sehingga, pemilihan bentuk badan hokum apa yang sesuai dengan karakteristik usaha bersangkutan saat ini dan mukin dimasa mendatang. Bentuk usaha tersebut mungkin seperti Firma (Fa) , Perseroan Terbatas  (PT) , Perseroan Comanditer ( CV) , atau dalam bentuk badan hokum Koperasi.

Friday 21 October 2011

Wirausaha Baru solusi menekan angka pengangguran

Pemerintah Provinsi Maluku sangat getol dalam memberdayakan generasi muda sebagai penopang pembangunan di daerah. Gubernur Maluku yang diwakili Sekretaris Daerah pada tanggal 11 Oktober yang lalu membuka dengan resmi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) angkatan ke 3  Sarjana Wirausaha Baru, yang merupakan lanjutan dari  2 (dua) angkatan terdahulu yang telah akses dalam kegiatan pengembangan usahanya. Diklat ini dilaksanakan oleh UPT Balai Diklat Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku yang diberikan tanggung jawab oleh Pemerintah Provinsi Maluku untuk dapat memberdayakan Koperasi usaha Mikro Kecil dan Menengag di daera Maluku. Pemerintah Melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku berharap bahwa tingkat pengangguran sarjana dapat ditekan dengan jalan memberikan kesadaran mendasar kepada para lulusan Perguruan tinggi unuk mau mengembangkan jiwa interpreneur-nya menjadi wirausaha yang tangguh, merobah pola fikir mencari lapangan pekerjaan menjadi pencipta lapangan pekerjaan, tidak lagi menjadi beban negara tapi akan menjadi penopang pembangunan.  Program  Sarjana Wirausaha Baru oleh Kementerian Koperasi yang ditindak lanjuti oleh Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Koperasi dan UMKM  sangat memberikan dampak yang positif  bagi pencerahan konsep fikir anak muda di daerah ini. Paling tidak harapannya bahwa sarjana-sarjana baru tidak terlalu terobsesi untuk menjadi PNS tetapi dengan bekal ilmu yang ada akan menjadi pebisnis-pebisnis yang tangguh. Saya menyadari bahwa kepedulian Pemerintah ini tidak terlepas dari  keinginan Pemerintah agar Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tumbuh sebagai pilar ekonomi nasional dan kalau di daerah  yach! pasti tumbuh sebagai pilar ekonomi di daerah. Kalau difikir secara sederhana saja,  Jika Program Sarjana Wirausaha Baru ini dilaksanakan dengan baik dan terarah dan mampu merobah pola fikir teman-teman kita para lulusan perguruan tinggi, saya yakin bahwa akan mampu menjadi solusi yang tepat untuk menekan angka kemiskinan di daerah Maluku.  Maluku sangat berpotensi  dan banyak sektor-sektor usaha yang belum dikelola secara optimal sementara sumber daya manusia sudah cukup memadai. Dibutuhkan komitmen genarasi muda untuk menjadi penopang pembangunan dan bukan lagi menjadi beban pembangunan.