Thursday 5 January 2012

Dari Seorang Penjual Kantong Plastik hingga menjadi Seorang Kontraktor


Teman! , pembaca dimana saja, seya mempunyai ceritera yang menarik yang dapat dijadikan motivasi dalam berwirausaha.  Sahabat  saya, yang dapat dikatakan cukup berhasil dalam mengembangkan karier sebagai wirausaha. Dari hanya seorang penjual kantong plastic di pasar kota Ambon, hingga sekarang telah menjadi seorang kontraktor, disamping memiliki toko meubel dan pemilik TV. Kabel di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.   Ok! Kita simak saja ceriteranya .
Dalam kesederhanaan Dia Tampil apa adanya, walaupun dikatakan sukses dalam berbisnis.
Haji Salahudin yang biasa di sapa Pak  Udin, Lahir di Buton pada tanggal 15 maret tahun 1966 yang adalah anak pertama dari tiga Bersaudara, pada tahun 1975 dalam usianya 9 tahun telah ditinggal  ayahnya menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Dia tinggal bersama ibunya dan saudara-saudaranya . Pada Tahun 1976 mereka pindah ke Kota Ambon untuk dapat menggapai perjuangan mengisi hidup. Bapak Haji Salahudin memulai karier usahanya pada usia 10 tahun dengan berjualan  kantong plastic di salah satu pasar tradisional di kota Ambon.   mengingat ibunyapun hanya seorang penjual  kue, maka salahudin kecil relah melakukan apa saja, yang penting halal dan dapat membantu mempertahankan hidup,  Usaha yang ia geluti bersamaan dengan usaha penjualan kantong plastik itu antara lain;  membantu menyediakan air asin (air laut) bagi keperluan pedagang-pedagang  ikan   , menjual rokok di terminal hingga memikul bakul ( keranjang pasar)  dari para pembeli di pasar atau yang lebih di kenal di Kota Ambon waktu itu adalah Tukang Bakul. Beliau juga meyempatkan diri untuk menjual daun pisang yang akn digunakan oleh para penjual ikan sebagai tempat meletakan ikan.  Memang terasa sulit bagi seorang yang masih kecil, yang sebenarnya harus berada di tempat pendidikan dasar,  namun inilah realita hidup yang harus dilakoni dengan berbagai resiko, yang penting bisa makan , bisa pakai.
Dalam kondisi yang tergopoh-gopoh dalam perjuangan  mempertahankan hidup, Salahudin tetap eksis dengan komitmennya menjadi orang yang hidup tidak dari belas kasihan orang lain. Roda kehidupan terus berputar, pada tahun 1980 Salahudin harus kembali ke Bau-Bau Kabupaten Buton, disana ia sempat bersekolah hingga mencapai jenjang SMA. Realita hidup harus tetap dilakoni, cita-cita harus digapai, mimpi harus jadi kenyataan, hidup ini tidak boleh menjadi beban orang lain, apalagi menjadi beban pemerintah, justru harus tampil menjadi pendukung pembangunan Bangsa dan Negara, itulah angan-angan Salahudin. Pengalaman yang membuat dia harus tetap berjuang adalah ketika dia harus membayar uang sekolah (SPP) apabila ia ingin mengikuti ujian akhir. Disinilah ia mulai mengembngkan kariernya pada dunia wirausaha, awal sih! Hanya sekedar untuk bisa membayar iuran SPP, namun lambat lauin ini berkembang menjadi komitmennya untuk berwirausaha. Tahun 1987 ia  menjadi makelar motor bekas. Awal usaha ini ia mendapat keuntungan Rp.275.000.  dan inilah dijadikan modal awal untuk ia dapat mengembangkan usahanya, yaitu jual beli hasil bumi. Tahun 1990 ia menika dan kembali ke Ambon untuk melanjutkan bisnisnya di Ambon, pada tahun 1992 akibat keterbatasan kemampuan persaingan,  ia kembali lagi ke buton untuk mencari kekuatan modal pendukung usaha. Tahun 2000 ia kembali ke ambon untuk memperkuat usahanya. Dengan modal awal Rp. 10.000.- ia memulai usahanya kembali dengan bisnis penjualan kaset,  bisnis ini cukup baik dan memberikan keuntungan yang lumayan, kemudian ia  mengembangkan usahanya dengan  menjual alat-alat elektronik dan memberikan prospek yang cukup baik. Suatu saat ia melihat peluang bisnis baru, yang belum ada di kota Ambon dan mungkin Maluku secara umum, yaitu bisnis  bisnis TV Kabel. Tergerak hatinya untuk mengelola bisnis ini, dan memang kenyataannya usaha ini memberikan dampak yang siknifikan terhadap pertumbuhan usahanya, sehingga ia lebih mapan dalam wirausaha, mempunyai kekuatan modal yang cukup memadai.  Hingga saat ini usaha TV kabel tetap eksis dan mantap. Tidak sampai di situ dan merasa puas, tetapi Salahudin tetap berupaya untuk terus memperlebar jaringan usahanya. Tahun 2008 ia Membuka Toko Mebel, dengan mencoba menjual barang –barang kebutuhan interior rumah.  Dari apa yang digeluti sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 Salahudin mempunyai banyak relasi, kerabat dan kenalan yang dapat dijadikan mitra untuk terus maju dalam dunia wirausaha. Kondisi inilah yang mendorong Bapak Haji Salahudin memberanikan diri menjadi seorang kontraktor bangunan, dengan berbagai resiko yang mungkin akan timbul. Akhirnya ditahun 2011 Dia dipecayangkan untuk menangani beberapa proyek Pembangunan di Maluku, walaupun masih dalam bentuk proyek dalam ukuran kecil. Apa yang dilakukan Bapak Haji Salahudin, memang kelihatannya biasa saja, namun begi saya merupakan sebuah inspirasi besar, bahwa ketika kita mempunyai kemauan, kerja keras, semangat juang yang tinggi, sabar, memiliki wawasan yang luas, mempunyai kemampuan membaca peluang dan yang terpenting adalah tahan terhadap berbagai permasalahan yang di hadapi, akan memberikan suatu kesuksesan yang besar.     …. Semoga menginspirasi teman-teman sekalian ..!